Sebagai seorang yang pernah merantau dikota Yogyakarta selama beberapa tahun untuk studi, kangen dengan makanan khas kota tentu saja sering terlintas. Gudeg adalah salah satu makana khas jogja, yang terbuat dari sayur nangka muda diolah dengan santan yang rasanya manis serta dicampur dengan beberapa bumbu khas lainnya. Biasanya disajikan dengan ayam yang telah di suir-suir, telur rebus, tahu dan sambal goreng krecek yang semuanya dimasak dengan kuah santan kental dikenal dengan areh dan bumbu tambahan seperti ketumbar, daun salam,sereh, dan gula merah serta bumbu lainnya.
Setelah mencoba searcing di google kata “beli gudeg online” muncul link situs yang menawarkan pembelian gudeng secara online. Ada suatu toko pembuat dan penjual gudeng yang mampu membuat inovasi dalam pemasaran yakni menggemas produk gudeg dalam kemasan kaleng yang dijual online. Bekerja sama dengan agen pengiriman seperti TIKI atau JNE, serta membuat rekening bank yang mudah untuk akses internet banking dan mobile banking maka bisnis wong jogja tersebut dapat berjalan dengan pembeli tidak harus dikota jogja.
Kita tahu bahwa tugas sejati seorang pemasar adalah creating value (membuat nilai) bagi produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang tentu saja sangat dipengaruhi oleh lingkungan eksternalnya. Apa yang dilakukan oleh penjual gudeg dari jogja tersebut adalah menangkap peluang pemasaran dengan cara inovasi produk dan strategi penjualan secara online dengan memanfaatkan internet sebagai media promosi dan saluran pemasarannya.
Inovasi produk yang dihasilkan adalah mengemas dalam bentuk kemasan kaleng. Secara tradisonal gudeng biasanya di bungkus dengan daun pisang atau memakai kendi terbuat dari tanah liat untuk kemasan take away (baca:dibawah pulang) namun itupun hanya mampu bertahan 1-2 hari sebelum gudeg itu basi. Namun dengan system pengalengan yang teknologinya telah mendapat bantuan dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diklaim mampu tahan (tidak basi) selama satu tahun tahun. Bila ingin mengkomsumsinya cukup dipanaskan kurang lebih 5 menit, kita pun dapat menyantap gudeg seperti membelinya dikota asalnya. Value (nilai) yang ditawarkan memiliki differentiated (pembeda) dengan jualan sejenis yang konvesional seperti biasanya bisa ditemukan dikawasan penjual gudeg diarea malioboro dan sekitar kraton jogja.
Media promosi yang digunakan memanfaatkan situs yang sederhana dan tidak terlalu perlu dikelola seorang tenaga webmaster, karena hanya mengkuti template-template yang dapat dengan mudah ditemukan dibeberapa penyedia saja situs provider. Terpenting disitus mereka menampilkan foto produk, informasi harga dan cara pemesanan. Untuk komunikasi intensif dapat menghubungi nomor seluler dan PIN Blackberry dan juga Yahoomesseger yang mudah dikendalikan bila kita memiliki smartphone blackberry atau berbasis Android.
Sebuah kasus pemasaran yang memanfaatkan media internet yang menarik untuk didiskusikan dan dipraktekkan oleh kita yang ada di Makassar.
Sebagai penggiat dibidang pemasaran ada beberapa catatan yang baik kita tiru dari aktifitas marketing dari gudeg bu tjitro tersebut. Sebagai pemasar segeralah meng-internet marketing-kan bisnis Anda yang digeluti saat ini sebagai media marketing. Konsumen telah mengubah kebiasaan mereka dengan terlebih dahulu mencari (searching) informasi dengan online pada situs-situs seperti google dan jejaring sosial untuk mencari tahu akan keberadaaan suatu produk yang mereka butuhkan. Bisa saja dengan mendapatkan informasi yang ada melalui media online tersebut si-konsumen langsung memutuskan membeli suatu produk dari situs yang mungkin letaknya jauh dari domisili si pembeli, mengingat kemudahaan yang ada seperti kemudahaan dalam pembayaran, harga yang kompetitif (tidak harus lebih murah), efisiensi biaya pembelian karena tanpa harus meluangkan waktu dan biaya transportasi untuk memperolehnya maka transaksi pun terjadi.
Kotler & Keller (2012) mengemukakan bahwa salah satu realitas marketing saat ini adalah Costumer Information, dimana costumer dapat mengumpulkan informasi secara mendalam dan luas akan suatu produk melalui jaringan internet. Seperti mengakses mesin pencari google, terkoneksi ke jejaring sosial seperti facebook, atau mengamati pada costumer report pada digg.com, tripadvisor untuk suatu layanan jasa perhotelan dan parawisata (agen perjalanan), dan banyak lagi.
Online bisnis yang ada tidak harus menggunakan platform yang mahal dan butuh SDM khusus yang perlu mengeluarkan budget besar, mengonlinenkan bisnis Anda dapat dimulai dengan situs-situs intermediaries (perantara penjualan lewat internet) seperti yahoo, Indonetwork, kaskus, berniaga.com, tokobagus.com atau media jejaring sosial sepeti facebook, twitter atau youtube (multimedia) yang hanya meluangkan waktu Anda sebentar untuk dipelajari dan semuanya itu tersedia gratis.
Don Tapscots, pengarang buku Grown Up Digital (2009), menegaskan bahwa menyatakan era digital telah tiba. Revolusi digital telah merekonstruksi praktek-praktek pemasaran tradisional menjadi pemasaran berbasis teknologi informasi. Penulis berpendapat sejak pertama kali internet diperkenalkan dipublik diawal tahun 1990-an, internet merupakan suatu pasar yang akan mendatangkan keuntungan yang berkali-kali lipat bila kita sebagai pemasar mampu memanfaatkan dan mengelola media online kita dengan baik.
Oleh:
Andi Nur Bau Massepe
Direktur INDOMARFIN